Kamis, 06 Desember 2012

About SONAR


BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Dalam dunia perikanan dan kelautan banyak sekali alat-alat akustik yang dapat ditemukan. Dalam praktiknya kita juga dapat melihat para nelayan perikanan menggunakan alat akustik tersebut. Salah satunya adalah sonar. Sonar adalah singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan pada Perang Dunia. Sonar adalah penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan lainnya.
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden pada Tahun 1822. Dia menggunakan lonceng bawah air untuk mengukur kecepatan suara di bawah air. Ada dua jenis sonar, sonar pasif dan sonar aktif. Sonar pasif adalah sonar yang tidak mengirim sinyal keluar. Sedangkan, sonar aktif adalah yang mengirim sinyal dan merima kembali sinyal tersebut.
Selanjutnya pada masa sekarang ini sonar tidak lagi digunakan dalam hal peperangan saja. Tetapi sonar juga sudah mulai digunakan dalam hal perikanan tangkap. Sonar digunakan untuk mendeteksi suara-suara yangdi timbulkan oleh ikan didalam air. Para nelayan menggunakannya untuk mengetahui di daerah mana yang terdapat banyak ikan.
1.2.            Tujuan
Untuk mengetahui penggunaan sonar yang lebih lanjut pada nelayan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian dan Sejarah Sonar
Sonar merupakan singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging. Sonar digunakan untuk mengetahui penjalaran suara di dalam air. Cara kerja sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau di tayangkan di monitor. Sejauh ini sonar telah digunakan untuk mendeteksi kapal selam, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelam, dan komunikasi dilaut.
Munculnya sonar tidak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden pada tahun 1882 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara dibawah air. Kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, pada tahun 1906 yang menemukan alat pendengar bertipe sonar untuk mendeteksi puncak gunung es.
Sonar digolongkan menjadi 2 jenis. Yaitu sonar pasif dan sonar aktif. Sonar pasif adalah sonar yang tidak dapat mengirim kembali sinyal yang keluar. Sedangkan sonar aktif adalah sonar yang dapat memberi sinyal serta dapat mengirimkannya kembali.
2.2.  Teknologi Eksplorasi
Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Sekarang ini, eksplorasi penangkapan di Indonesia sangatlah bermacam-macam. Di Indonesia beberapa jenis ikan yang di eksplorasi adalah ikan layang, ikan tuna, ikan bandeng dsb.
Untuk menunjang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi akustik bawah air (underwater acoustics). Teknologi ini dikenal luas dengan sebutan teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan penggunaan Radar untuk pendeteksian objek di permukaan air.
2.3.  Cara Kerja Sonar
Cara kerja sonar adalah dengan mengirimkan gelombang suara ke dasar perairan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau di tampilkan di monitor. Dengan mengetahui kecepatan gelombang media yang diukur dan dengan menggunakan persamaan s = v ( ½ t), maka kita akan mendapatkan jarak yang diukur. Factor setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu tempuh dari sonar ke tempat pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan ungkapan lain, waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari sonar ke tempat pemantulan. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtLyLZ5FlUfuVm9peFyWEd4EUZ4LsB5f4wJEL8EgwIzAwRzlbqXj012JI3IY8Cp2ueznamBsQAMxqhMWywro1S7gzEvxVW43t5ZJjRNIAlgbYmS0N_kczZyNmE3tUWMKdWWPE5AuhZeWs/s1600/colrmako.png




Pada awalnya sonar hanya memiliki sistem sonar pasif dimana tidak ada sinyal yang dikirim keluar. Namun seiring perkembangan waktu hadirlah sonar aktif yang mana sinyal yang dikirim bisa diterima kembali. Sonar berbeda dengan radar. Sonar menggunakan medium suara yang merambat pada air. Sedangkan radar gelombang elektromagnetik yang merambat pada medium udara.
2.4.  Side Scan Sonar
Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan metode akustik. Peralatan ini  digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga  dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara.  Gelombang suara yang digunakan dalam teknologi side scan sonar biasanya mempunyai frekuensi antara 100 dan 500 KHz.
Pulsa gelombang dipancarkan dalam pola sudut yang lebar mengarah ke dasar laut, dan gemanya diterima kembali oleh receiver dalam hitungan detik. Untuk mencari suatu lokasi tertentu, perekaman perlu mengikuti pola lintasan survey tertentu dengan menggunakan peralatan penentu posisi GPS dan video plotter. Side scan sonar mampu membuat liputan perekaman dasar laut dari kedua sisi lintasan survey.  Dalam kondisi laut yang tenang dan haluan kapal yang lurus, sonogram dapat memberikan gambar atau image yang sangat tajam dan rinci seperti layaknya sebuah foto.
Baru-baru ini, sistem side scan sonar telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi suara ultra medis guna meningkatkan resolusi target bawah laut yang dicari.  Sistem tranduser side scan sonar disimpan dalam towfish  yang ditarik kapal beberapa meter di bawah permukaan laut.  Gelombang suara yang dipantulkan diproses menjadi image yang mirip foto udara, dan terlihat secara “real-time” pada monitor komputer.  Informasi lokasi dari DGPS (differential global positioning system) digunakan untuk memandu side scan sonar yang ditarik sepanjang lintasan yang telah ditentukan, serta untuk mengidentifikasi lokasi berbagai titik pada image side scan. 

2.5.  Teknologi Hydro-Acoustic
Hydro-acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), beberapa antara lain: ECHOSOUNDER, FISHFINDER, dan SONAR. Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air. Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan (biasanya dengan satuan ping).
Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Metode hydro-acoustic merupakan suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang obyek di bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara dan mempelajari echo yang dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa disebut echo sounder atau fish finder. Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya :
1.      Berkecepatan tinggi.
2.      Estimasi stok ikan secara langsung dan dapat memonitor pergerakan ikan.
3.      Akurasi tinggi dan tidak merusak sumber daya ikan dan lingkungan.

2.6.  Manfaat Sonar
a.      Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry).
b.      Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers).
c.       Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
d.     Pencarian kapal-kapal karam didasar laut.
e.      Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
f.        Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut.
g.      Dapat mengetahui daerah diduga mempunyai kelimpahan/kepadatan ikan yang tinggi.
h.      Memberikan Informasi kepada Nelayan setempat sekaligus mengevaluasi kinerja unit penangkapan yang digunakan sehingga dapat dihasilkan hasil tangkapan yang optimum.
i.        Memberikan informasi kepada pelayaran agar terhindar dari bahaya-bahaya kapal kandas dikarenakan dangkalnya suatu perairan.
j.        Dapat mempermudah unit penelitian laut beserta sumberdaya laut tersebut.






BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.       Kesimpulan
1.      Sonar adalah kepanjangan dari Sound, Navigation, and Ranging.
2.      Sonar digolongkan menjadi 2 jenis. Yaitu sonar pasif dan sonar aktif.
3.      Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu.
4.      Cara kerja sonar adalah dengan mengirimkan gelombang suara ke dasar perairan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo).
5.      Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan metode akustik. Peralatan ini  digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga  dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut.
6.      Salah satu kelebihan sonar adalah berkecepatan tinggi.
7.      Salah satu manfaat sonar adalah sebagai Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut.
3.2.       Saran
Penggunaan sonar untuk nelayan kelak di kemudian hari harus lebih di tingkatkan.







DAFTAR PUSTAKA

Rifni, Darmadi. 2011. http://dhamadharma.wordpress.com/  (diakses pada 24 november 2012)
Kasfo. 2011. http://kasfo.blogspot.com/ (diakses pada 24 November 2012)
Karyono,Afirman. 2010. http://afirmankaryono.blogspot.com/ (diakses pada 24 November 2012)
Rifky, Chaerul. 2011. http://blog.uin-malang.ac.id/chrifky/archives/41 (diakses pada 24 November 2012)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Side Scan Sonar.
Salman. 2012. http://kelautan-atjeh.blogspot.com/ (diakses pada 24 November 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar